Memahami Properti: Antara Investasi dan Kebutuhan

Belakangan ini, minat terhadap properti semakin meningkat, terutama rumah tapak. Menurut laporan dari Investor Daily, penjualan rumah tapak menunjukkan tren positif sejak tahun 2023. Salah satu faktor yang mendorong peningkatan ini adalah kebijakan dari Bank Indonesia yang memperpanjang Rasio Loan to Value (LTV) untuk kredit properti serta Rasio Financing to Value (FTV) untuk pembiayaan properti. Selain itu, uang muka untuk kredit juga semakin fleksibel, membuat masyarakat lebih mudah memiliki rumah.

Kalau dipikir-pikir, hal ini masuk akal. Setiap tahun, ada sekitar 800.000 keluarga baru di Indonesia, seperti yang dilaporkan dalam berita ekonomi bisnis. Keluarga-keluarga baru ini tentu butuh tempat tinggal, yang artinya permintaan terhadap properti pun meningkat. Tapi, di balik fenomena ini, masih banyak orang yang belum benar-benar memahami bahwa membeli properti tidak selalu bisa dikategorikan sebagai investasi. Lantas, bagaimana sebenarnya kita bisa membedakan properti sebagai kebutuhan atau investasi?

Baca juga https://juraganproperty.id/beli-rumah-bisa-dimanfaatkan-untuk-investasi-ini-keuntungannya/

Properti Sebagai Kebutuhan

Banyak orang membeli rumah dengan tujuan utama sebagai tempat tinggal. Dalam konteks ini, properti lebih dianggap sebagai kebutuhan dibandingkan investasi. Jika kita membeli rumah untuk dihuni sendiri, artinya properti tersebut menjadi aset yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mirip dengan membeli kendaraan untuk mobilitas pribadi atau gadget untuk bekerja.

Ketika membeli rumah untuk ditinggali, yang kita pertimbangkan biasanya bukan hanya harga dan potensi kenaikan nilai jualnya, tapi juga faktor kenyamanan. Lokasi yang dekat dengan tempat kerja, akses ke fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit, serta lingkungan yang aman menjadi prioritas utama. Selain itu, kenyamanan rumah juga bergantung pada desain, luas tanah, dan fasilitas di dalamnya.

Namun, bukan berarti membeli rumah untuk kebutuhan pribadi tidak menguntungkan dalam jangka panjang. Justru, properti yang kita tempati sendiri biasanya tetap mengalami kenaikan nilai seiring waktu. Jadi, meskipun tujuan awalnya adalah kebutuhan, ada potensi investasi yang bisa muncul di masa depan.

Properti Sebagai Investasi

Di sisi lain, ada juga orang yang membeli properti bukan untuk dihuni sendiri, melainkan untuk mendapatkan keuntungan. Properti jenis ini bisa berupa rumah, apartemen, atau bahkan ruko yang kemudian disewakan atau dijual kembali saat harganya naik. Ini yang disebut sebagai investasi properti.

Keuntungan dari investasi properti bisa berasal dari dua sumber utama, yaitu:

  1. Capital Gain (Keuntungan dari Kenaikan Harga Properti) – Harga properti umumnya meningkat dari waktu ke waktu, terutama di lokasi strategis dengan pembangunan infrastruktur yang pesat. Misalnya, jika kamu membeli rumah di daerah yang sedang berkembang, kemungkinan besar nilainya akan naik dalam beberapa tahun.
  2. Pendapatan Pasif dari Sewa – Jika properti disewakan, kamu bisa mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan. Apartemen di pusat kota atau rumah di dekat kampus dan perkantoran biasanya memiliki tingkat permintaan sewa yang tinggi.

Namun, perlu diingat bahwa investasi properti juga punya tantangan. Salah satunya adalah likuiditas yang rendah dibandingkan instrumen investasi lain seperti saham atau reksa dana. Jika butuh uang cepat, menjual properti bisa memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, biaya perawatan, pajak, dan kemungkinan kekosongan penyewa juga menjadi faktor risiko yang harus dipertimbangkan.

Mana yang Lebih Baik: Investasi atau Kebutuhan?

Jawaban atas pertanyaan ini sebenarnya tergantung pada tujuan dan kondisi keuangan masing-masing. Jika tujuan utamamu adalah memiliki tempat tinggal sendiri, maka membeli rumah sebagai kebutuhan adalah pilihan yang tepat. Namun, jika kamu ingin mendapatkan keuntungan jangka panjang, maka properti bisa menjadi salah satu bentuk investasi yang menjanjikan.

Ada juga skenario di mana seseorang membeli properti untuk kebutuhan sekaligus investasi. Misalnya, membeli rumah yang lebih besar dari yang dibutuhkan dan menyewakan sebagian kamar atau lantainya. Atau, membeli apartemen dengan skema cicilan, lalu menyewakannya sehingga cicilannya bisa ditutupi oleh biaya sewa.

Kesimpulan

Membeli properti adalah keputusan besar yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Apakah properti tersebut lebih berfungsi sebagai kebutuhan atau investasi, semuanya kembali ke tujuan dan kondisi finansial masing-masing individu. Yang jelas, properti tetap menjadi aset yang berharga dan cenderung mengalami kenaikan nilai dalam jangka panjang.

Jadi, kalau kamu sedang berencana membeli rumah, pastikan beli di https://juraganproperty.id/